Perilaku Konsumen
adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan
hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk
barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan
dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi
(high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan
yang matang.
Pendekatan Perilaku Konsumen
Akibat adanya kendala keterbatasan pendapatan di satu sisi dan adanya
keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa sebanyak – banyaknya agar
diperoleh kepuasan yang maksimal disisi lainnya, maka timbullah perilaku
konsumen. Ada beberapa pendekatan yang sering digunakan untuk menjelaskan
terbentuknya fungsi permintaan konsumen yaitu :
Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach). Menurut pendekatan ini, daya
guna dapat diukur dengan satuan uang atau utilitas, dan tinggi rendahnya nilai
atau daya guna tergantung pada subjek yang menilai. Pendekatan ini juga
mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi seseorang, maka
akan semakin diminati. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya
dengan batasan pendapatannya.
Diminishing Marginal Utility, artinya tambahan utilitas yang diperoleh
konsumen makin menurun dengan bertambahnya konsumsi dari komoditas tersebut.
Pendapatan konsumen tetap.
Uang mempunyai nilai subjektif tetap.
Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya
guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing – masing barang
yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak
dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4, …, Xn dan sebaliknya.
Pendekatan Ordinal. Dalam pendekatan ini daya guna suatu barang tidak
perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi
rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang.
Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah independent curve, yaitu
kurva yang menunjukkan kombinasi 2 macam barang konsumsi yang memberikan
tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah :
Konsumen rasional
Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun
berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna.
Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu
Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum
Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada barang
B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya.
Berlaku hukum transitif, artinya bila barang A lebih disukai daripada B,
dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel
dengan perubahan variable lainnya.
Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi
konsumen
terhadap perubahan harga.
Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan
barang/jasa dinaikkan.
Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan
sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai
pedoman seberapa
besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan
seberapa
besar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh,
anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa
menaikkan harga
jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini
jelas akan
menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang
kecil,
kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih
mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan
permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin
saja tidak
dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas
di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya
sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan
konsumen
atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga
sebesar sepuluh
persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka
koefisien elastisitas
atau indeks elastisitas.
4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai dipakai dalam teori ekonomi
mikro
1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. elastisitas pendapatan (Ey)
Elastisitas Harga Permintaan
Digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.
KRITERIA UKURAN
Ed > 1 : Elastis
Ed < 1 : In Elastis
Ed = 1 : Unitary
Ed = 0 : In Elastis Sempurna
Ed = ~ : Elastis Sempurna
Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan
1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh
barang yang lain.
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
3. Jangka waktu analisa.
4. Jenis barang.
ELASTISITAS PENAWARAN
Elastisitas Penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah
barang yang di tawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang
bersangkutan.jika
elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan
elastisitas
penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.rumus
elastisitas penawaran
tersebut adalah sebagai berikut (elastisitas busur):
Q2 – Q1
½ (Q2+Q1)
Es =
P2 – P1
½ (P2 + P1)
ΔQ
½ (Q1+Q2)
Es =
ΔP
½ (P1+P2)
ELASTIS SILANG
Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga
barang
lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan barang
tersebut yang
berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
QX2 – QX1
½ (QX1 + QX2)
Ec=
PY2 – PY1
½ (PY1 + PY2)
Δ QX
½ (QX1 + QX2)
Es=
Δ PY
½ (PY1 + PY2)
ELASTISITAS PENDAPATAN
Untuk mengukur perubahan jumlah barang yang diminta akibat dari adanya
perubahan
pendapatan dalam rumus dituliskan sebagai berikut:
Q2 – Q1
½ (Q1 + Q2)
Ey=
I2 – I1
½ (I1+ I2)
Δ Q
½ (Q1 + Q2)
Ey=
Δ I
½ (I1 +I2)
Contoh Elastis :
-Laptop
-Perhiasan
-Kendaraan
Contoh In elastis :
-Bahan baker
-Makanan
-Keb. Rumah tangga
Perilaku Produsen
Sebuah usaha produksi baru
bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang sering kita
sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang menguntungkan
dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola suatu bisnis.
Pengusaha berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila
hanya memiliki sebuah usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang
itu barulah sebatas pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan
menggunakan sumber daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai
manajer. Pengusaha lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan
perusahaan yang menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai
suatu bisnis.
Agar berhasil seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai
berikut :
• Perencanaan. Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan
strategi, rencana bisnis, serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia
capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.
• Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola
untuk mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
• Pengarahan. Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan
dan membimbing anak buahnya.
• Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil
pelaksanaan kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya
Biaya dan Penerimaan
1. Pengertian Biaya
Biaya adalah kurva yang menunjukkan saling berhubungan antara jumlah
biaya produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Sedangkan yang dimaksud
dengan biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memperoleh faktor-faktor produlsi yang gunanya untuk memproduksi output
atau pengeluaran.
Macam-macam biaya diantaranya sebagai berikut :
1. Total Fixed Cost (Onkos Total Tetap)Total Fixed Cost atau yang
disebut juga biaya total tetap adalah jumlah biaya yang tetap dan yang tidak
dipengaruhi oleh tingkat produksi. Sebagai contohnya adalah sewa, penyusutan
dan sebagainya.
2. Total Variabel Cost (Biaya Variabel Total)Total Variabel Cost atau
bisa juga disebut biaya variabel total adalah jumlah biaya yang dibayarkan yang
besarnya berubah menurut tingkah yang dihasilkan. Sebagai contohnya adalah
tenaga kerja, biaya bahan mentah dan sebagainya.
3. Total Cost (Biaya Total)Total Cost atau yang lebih dikenal sebagai
Biaya total adalah penjumlahan antara biaya total tetap dengan biaya variabel.
TC = TFC + TVC4)
Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-rata)Average Fixed Cost atau bisa
juga disebut biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan kepada
setiap unit output.
AFN = TFC = Q = TINGKAT OUTPUTQ5)
Average Fixed Cost (Biaya Variabel Rata-rata)Average Fixed Cost atau
yang lebih dikenal sebagai biaya variabel rata-rata ini adalah biaya variabel
yang dibebankan untuk setiap unit output.
AVC = TVCQ6)
Average Total Cost (Biaya Total Rata-rata)Average Total Cost atau bisa
juga disebut dengan biaya total rata-rata adalah suatu biaya produksi yang
dibebankan untuk setiap unit output.
ATC = TCQ7)
Marginal Cost (Biaya Marginal) Marginal Biaya atau bisa juga disebut
dengan biaya marginal yaitu tambahan atau berkurangnya suatu biaya total karena
bertambahnya ataupun berkurangnya suatu unit output.
MC = TC = TVCQ Q
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://y4zmanies.wordpress.com/2010/05/06/pendekatan-perilaku-konsumen/
http://jausaja.wordpress.com/2011/04/11/konsep-elastisitas/
http://akbarrangga.blogspot.com/2013/03/perilaku-produsen.html