Wednesday, August 12, 2015

RESHUFFLE KABINET KERJA




Dalam waktu dekat Presiden Republik indonesia Joko Widodo secara resmi mereshuffle kabinet kerja yang sudah dibentuknya selama 6 bulan ini. Menurut saya pribadi  ini kompromi politik tinggi, reshuffle tak akan berpengaruh. Reshuffle menteri yang dilakukan Jokowi bakalan tidak akan memberikan dampak luar biasa. Hal itu disebabkan reshuffle lebih mempertimbangkan kompromi politik ketimbang memperbaiki kinerja kementrian.hal ini bisa dianggap sebagai kompromi dilihat dari 3 alasan yang jelas. Kompromi politik tampak pada penambahan kader PDIP di kabinet. Jokowi akhirnya kalah dari desakan PDIP yang terus menuntut agar PDIP diberikan tambahan jatah menteri.

PDIP sering protes bahwa PDIP dan Nasdem sebelumnya memiliki kader di kabinet yang jumlahnya sama yaitu 4 orang. Padahal PDIP adalah pemenang pemilu dan pengusung Jokowi sebagai Presiden sementara Nasdem hanya mendapat suara sedikit dan hanya mendukung saat Pilpres lalu. Akhirnya permintaan itu terwujud. PDIP ketambahan satu kader di kabinet dan Nasdem telah berkurang satu.

Sesungguhnya kegagalan tim ekonomi dalam kabinet harusnya yang bertanggung jawab adalah Sofjan Djalil. Tapi ironisnya tim ekonomi lain diganti tapi yang bersangkutan tidak diganti malah mendapat jabatan strategis. Sofyan Djalil tetap bertahan kemungkinan hasil kompromi politik dengan Jusuf Kalla. Sofjan Djalil adalah kerabat dekat Jusuf Kalla”, tutur Liando


No comments:

Post a Comment